Database adaptasi perubahan iklim tersebut berguna untuk mengklarifikasi klaim-klaim keberhasilan yang telah dicapai oleh kementerian dan institusi lainnya.
Indonesia sedang menyiapkan database terkait dengan kegiatan-kegiatan adaptasi yang sudah dilakukan oleh kementerian-kementerian terkait. Hal itu didasarkan karena rentannya Indonesia terhadap dampak perubahan iklim.
“Banyak yang sudah lakukan adaptasi tetapi tidak ada yang fokus untuk bisa memberikan informasi kepada publik terkait apa saja yang sudah dilakukan, jenis kegiatannya, lalu sudah sejauh mana. Kalau tidak ada database, nantinya akan ada overlapping kegiatan yang satu dengan yang lain atau ada juga contoh daerah yang dikeroyok oleh banyak program yang tidak saling koordinasi satu sama lain,” kata Ari Muhammad, Sekretaris Pokja Adaptasi, Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), saat dihubungi Beritasatu, Sabtu (23/6).
Database kegiatan adaptasi perubahan iklim itu direncanakan selesai Juli mendatang.
Database adaptasi perubahan iklim tersebut berguna untuk mengklarifikasi klaim-klaim keberhasilan yang telah dicapai oleh kementerian dan institusi lainnya.
“Kita baru melakukan pengumpulan data dari 14 kementerian dan institusi yang kita dengar-dengar punya kegiatan adaptasi. Kalau ada database kan bisa dilihat langsung benar atau tidak yang dilakukan, jangan-jangan hanya sosialisasi lalu bilangnya sudah lakukan adaptasi," katanya.
Bentuk database tersebut akan bisa dilihat dan diakses secara online dan bisa dimuat dalam bentuk buku.
“Jadi, ada website dan directory yang bisa direvisi setiap saat,” jelasnya. “Ini menjadi penting juga dalam proses negosiasi internasional, terutama apabila Indonesia mau mengajukan proposal dana bagi kegiatan-kegiatan adaptasi,” kata Ari.
Impron, dari Departemen Geofisika dan Meteorologi, Institut Pertanian Bogor (IPB), yang merupakan konsultan untuk penyusunan database tersebut mengatakan kegiatan adaptasi dilihat dari enam bidang yaitu pertanian/ketahanan pangan, sumber daya dan kualitas air, kesehatan masyarakat, manajemen risiko bencana, pembangunan wilayah pesisir, serta pengelolaan sumber daya alam.
Ke-14 institusi yang memberikan data antara lain kementerian pertanian, kementerian kelautan dan perikanan, departemen kesehatan, kementerian kehutanan, departemen pekerjaan umum, kementerian lingkungan hidup, kementerian riset dan teknologi, kementerian keuangan, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Ini baru skeleton awal sehingga masih bisa dikembangkan. Bayangannya, kita ingin agar data-data ini bisa diakses jadi orang bisa langsung tahu apa saja yang sudah dikerjakan dalam bentuk adaptasi di Indonesia, memang belum bisa mencakup keseluruhan daerah dan baru mendata dari institusi yang memang terkait dengan adaptasi dan kita mencari sendiri di internet,” kata Impron. Sampai saat ini, mereka belum mengupdate secara langsung data-data dari departemen Pekerjaan Umum dan kementerian lingkungan hidup.
Sumber : http://id.berita.yahoo.com/indonesia-segera-miliki-database-untuk-adaptasi-perubahan-iklim-124742021.html
Kompetisi Global dan Internasionalisasi Pasar Modal
9 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar