Dani Jumadil Akhir - Okezone
JAKARTA - Pemerintah telah memberi lampu hijau untuk melonggarkan bea keluar (BK) mineral konsentrat bagi perusahaan tambang yang ingin membangun pabrik pengolahan pemurnian atau smelter.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menilai, dengan adanya pelonggaran Bea Keluar ini akan membantu neraca perdagangan Indonesia pada kuartal II-2014, dan ke depannya akan lebih baik sehingga potential loss ekspor mineral yang mencapai USD4,5 miliar dapat berkurang.
"Kalau pemerintah memutuskan untuk menurunkan daripada bea keluar tersebut, artinya neraca perdagangan kita ke depan akan lebih baik. Apakah strukturnya lebih baik? Sudah pasti akan lebih baik, karena tanpa ekspor konsentrat dan barang-barang raw material tersebut kita sudah mendapatkan neraca surplus pada kuartal pertama," ucap Lutfi di kantornya, Jakarta, Jumat (30/5/2014).
Lutfi menambahkan, tetapi perlu juga melihat dan sadar juga bahwa neraca perdagangan kuartal pertama ini bisa saja berbeda dengan kuartal kedua. Seperti diketahui juga bahwa biasanya setelah kuartal pertama itu kegiatan ekonomi meningkat, apalagi menjelang hari-hari besar atau lebaran.
"Apa yang terjadi biasanya di sana? Adalah peningkatan daripada impor dan peningkatan produksi industrinya. Apa akibatnya? Biasanya impor dari BBM-nya meningkat. Kita juga melihat secara kenyataan bahwa dengan tumbuhnya kelas menengah yang tinggi ini menyebabkan permintaan untuk produk makanan bertambah," paparnya.
Dia mengungkapkan, sementara tanpa menyalahkan institusi-institusi lain, disadari bahwa produksi pada hari ini tendensinya bukan malah bertambah tapi malah menurun.
"Artinya apa? Akan terjadi juga penambahan atau tingginya arus daripada impor bukan hanya dalam BBM tapi juga tingginya impor dalam bahan pangan. Nah, ini yang kita ingin siasati bersama-sama dan untuk ke depannya kita harus sadar bahwa mesti ada penyelesaian jangka menengah dan panjang terkait masalah ini," sebutnya.
Menurut dia, untuk pelonggaran Bea Keluar di mata Kemendag sendiri tidak mempunyai angka struktur yang pasti, karena ini adalah pembicaraan Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan,
"Jadi kita hanya melihat make sure bahwa ketika atau terjadi relaksasi daripada Bea Keluar tersebut tentunya setelah komitmen pembangunan smelter, kita berkeinginan bahwa apapun yang mereka kerjakan itu kita pada hasil surveyor independennya. Jadi tidak ada spekulasi di dalam menghitung Bea Keluar yang baru ini. Antara jumlah dan BK-nya supaya dihitung secara rinci, secara proper, secara baku, supaya mendapatkan bea keluar yang optimal bagi pemerintah," pungkasnya.
Sebelumnya, pemerintah akhirnya memastikan akan mengurangi besaran bea keluar untuk ekspor bahan mineral olahan bagi tiga perusahaan tambang yakni PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara dan PT Vale Indonesia setelah menerima kepastian dari ketiga perusahaan tersebut terkait kepastian membangun pabrik pengolahan dan pemurnian bahan mineral (smelter) di dalam negeri.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menilai, dengan adanya pelonggaran Bea Keluar ini akan membantu neraca perdagangan Indonesia pada kuartal II-2014, dan ke depannya akan lebih baik sehingga potential loss ekspor mineral yang mencapai USD4,5 miliar dapat berkurang.
"Kalau pemerintah memutuskan untuk menurunkan daripada bea keluar tersebut, artinya neraca perdagangan kita ke depan akan lebih baik. Apakah strukturnya lebih baik? Sudah pasti akan lebih baik, karena tanpa ekspor konsentrat dan barang-barang raw material tersebut kita sudah mendapatkan neraca surplus pada kuartal pertama," ucap Lutfi di kantornya, Jakarta, Jumat (30/5/2014).
Lutfi menambahkan, tetapi perlu juga melihat dan sadar juga bahwa neraca perdagangan kuartal pertama ini bisa saja berbeda dengan kuartal kedua. Seperti diketahui juga bahwa biasanya setelah kuartal pertama itu kegiatan ekonomi meningkat, apalagi menjelang hari-hari besar atau lebaran.
"Apa yang terjadi biasanya di sana? Adalah peningkatan daripada impor dan peningkatan produksi industrinya. Apa akibatnya? Biasanya impor dari BBM-nya meningkat. Kita juga melihat secara kenyataan bahwa dengan tumbuhnya kelas menengah yang tinggi ini menyebabkan permintaan untuk produk makanan bertambah," paparnya.
Dia mengungkapkan, sementara tanpa menyalahkan institusi-institusi lain, disadari bahwa produksi pada hari ini tendensinya bukan malah bertambah tapi malah menurun.
"Artinya apa? Akan terjadi juga penambahan atau tingginya arus daripada impor bukan hanya dalam BBM tapi juga tingginya impor dalam bahan pangan. Nah, ini yang kita ingin siasati bersama-sama dan untuk ke depannya kita harus sadar bahwa mesti ada penyelesaian jangka menengah dan panjang terkait masalah ini," sebutnya.
Menurut dia, untuk pelonggaran Bea Keluar di mata Kemendag sendiri tidak mempunyai angka struktur yang pasti, karena ini adalah pembicaraan Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan,
"Jadi kita hanya melihat make sure bahwa ketika atau terjadi relaksasi daripada Bea Keluar tersebut tentunya setelah komitmen pembangunan smelter, kita berkeinginan bahwa apapun yang mereka kerjakan itu kita pada hasil surveyor independennya. Jadi tidak ada spekulasi di dalam menghitung Bea Keluar yang baru ini. Antara jumlah dan BK-nya supaya dihitung secara rinci, secara proper, secara baku, supaya mendapatkan bea keluar yang optimal bagi pemerintah," pungkasnya.
Sebelumnya, pemerintah akhirnya memastikan akan mengurangi besaran bea keluar untuk ekspor bahan mineral olahan bagi tiga perusahaan tambang yakni PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara dan PT Vale Indonesia setelah menerima kepastian dari ketiga perusahaan tersebut terkait kepastian membangun pabrik pengolahan dan pemurnian bahan mineral (smelter) di dalam negeri.
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2014/05/30/20/991959/bea-keluar-ekspor-freeport-newmont-positif-untuk-neraca-perdagangan
Duty Out Export to Freeport and Newmont Positive for Trade Balance
JAKARTA - The government has gave the green light to loosen duty out mineral
concentrate for the company mine who want to build processing plant refining or
smelter.
Trade
Minister Muhammad Lutfi judge, in the presence of duty out easing will help Indonesia's
trade balance in the second quarter of 2014, and the future will be better so
the potential loss of mineral exports reached $ 4, 5 billion can be reduced.
"If
the government decides to lower than the duty, it means our trade balance in
the future will be better. Was better structure? Surely it would be better,
because without the export of concentrates and raw material goods that we
already have a surplus in the balance of the first quarter, "Lutfi said in
his office, Jakarta, Friday (30/05/2014).
Lutfi
said but also needed to see and also realized
that the first quarter's trade balance could be different with the second
quarter. As we know also that usually after the first quarter, economic
activity increases. moreover ahead of major holidays or idul fitri.
"
What happens usually in there ? Than imports are increasing and the increase in
industrial production . What are the consequences ? Usually the import of fuel
increases . Fact we also see that with the high growth of the middle class led
to increased demand for food products , " he explained .
He
revealed , while without blaming other institutions , it was realized that the
production on this day instead of their tendency to grow but actually decreased
.
"
Meaning what ? There will be also adding or higher than the current imports not
only in fuel but also in food imports . This is what we want to evade
together and for the future we must realize that there should be medium-and
long -term settlement related to this issue , " he said .
According
to him , for easing duty out in the eyes of the Ministry of Trade itself has no
definite structure figures , as this is the conversation the Ministry of Energy
and Mineral Resources and the Ministry of Finance ,
"
So we just look at the make sure that when it happens relaxation than duty out or
certainly after the smelter development commitments , we wish that whatever
they are doing is we are on the results of the independent surveyor . So there
is no speculation in calculating the new duty out . Between the number and duty out it so
calculated in detail , is proper , by default , in order to obtain an optimal
duty for the government , " he concluded .
Previously
, the government finally confirmed that
it will reduce the amount of tax on the export of processed mineral materials
for three mining company PT Freeport Indonesia , PT Newmont Nusa Tenggara and
PT Vale Indonesia after receiving assurance from these companies is related to
the assurance building a processing plant and refining mineral materials (
smelter ) in the country .
0 komentar:
Posting Komentar