Minggu, 24 Juni 2012

Perekonomian Indonesia

Diposting oleh Silvia Marlina di 22.16
Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, banyak sudah tokoh-tokoh negara pada saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian bagi bangsa Indonesia. Baik secara individu maupun melalui diskusi kelompok. Sebagai contoh, Bung Hatta yang mencetuskan ide-idenya untuk perekonomian indonesia, selain itu ada Sumitro Djojohadikusumo yang menegaskan bahwa yang di cita-citakan adalah ekonomi semacam campuran, namun dalam perkembangan sistem tersebut di ganti dengan sistem ekonomi pancasila.

Terlepas dari sejarah yang akan menceritakan keadaan yang sesungguhnya terjadi di Indonesia, maka menurut UUD 1945, sistem perekonomian tercermin dalam pasal 23, 27, 33, dan 34. Meskipun pada awal perkembangan perekonomian indonesia menganut sistem ekonomi pancasila, ekonomi eemokrasi dan mungkin campuran, bukan berarti sistem perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an sampai dengan 1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perkekonomian indonesia. demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak perekonomian pada tahun 1960-an sampai dengan masa orde baru.

Awal orde baru diwarnai dengan masa-masa rehabilitasi, perbaikan hampir diseluruh kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi, rehabilitasi ini terutama di tunjukkan untuk:
1. membersihkan segala aspek kehidupan dari sisa-sisa faham dan sistem perekonomian yang lama (liberalis/kapitalis dan etatisme/komunis).
2. menurunkan dan mengendalikan laju inflasi yang saat itu sangat tinggi, yang berakibat terhambat proses penyembuhan dan peningkatan kegiatan ekonomi secara umum.

Lalu perekonomian indonesia pada tahun 2011 menunjukkan daya tahan yang kuat di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, tercermin pada kinerja pertumbuhan yang bahkan lebih baik dan kestabilan makroekonomi yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5%, angka tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir, disertai dengan pencapaian inflasi pada level yang rendah sebesar 3,79%. Peningkatan kinerja tersebut disertai dengan perbaikan kualitas pertumbuhan yang tercermin dari tingginya peran investasi dan ekspor sebagai sumber pertumbuhan, penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan, serta pemerataan pertumbuhan ekonomi antardaerah yang semakin membaik.

Di sisi eksternal, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus yang relatif besar dengan cadangan devisa yang meningkat dan nilai tukar rupiah yang mengalami apresiasi. Di sektor keuangan, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga meski sempat terjadi tekanan di pasar keuangan pada semester II tahun 2011 sebagai dampak memburuknya krisis yang terjadi di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Dengan ketahanan ekonomi yang kuat dan risiko utang luar negeri yang rendah, didukung oleh kebijakan makroekonomi yang tetap pruden dan berbagai langkah kebijakan struktural yang terus ditempuh selama ini, Indonesia kembali memperoleh peningkatan peringkat menjadi Investment Grade.

Prospek ekonomi Indonesia tahun 2012 diprakirakan masih tetap kuat, meskipun risiko yang berasal dari pelemahan ekonomi global masih tinggi. Perekonomian nasional pada tahun 2012 diprakirakan tumbuh 6,3% - 6,7% dan infl asi diprakirakan dapat berada di kisaran sasaran 4,5% ± 1%. Pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari perekonomian domestik dengan peran investasi yang semakin meningkat. Pasar domestik yang besar, terjaganya stabilitas makroekonomi, suku bunga yang rendah, perbaikan iklim investasi, dan status investment grade merupakan faktor pendorong tingginya pertumbuhan investasi ke depan. Sejalan dengan itu, arus modal masuk FDI diperkirakan akan meningkat lebih tinggi sehingga surplus NPI akan tetap besar. Kondisi ini mendukung tercapainya stabilitas nilai tukar rupiah dalam menghadapi risiko tingginya gejolak arus modal.

Meskipun demikian, risiko pelemahan ekonomi global dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung ke batas bawah kisaran prakiraan apabila tidak ditempuh langkah-langkah stimulus baik dari sisi moneter maupun fiskal. Sementara itu, rencana kebijakan Pemerintah terkait dengan BBM bersubsidi dan komoditas strategis lainnya dapat memberikan tekanan ke atas terhadap perkembangan inflasi kedepan.

Sumber : bab1_perekonomian_indonesia.pdf dan http://www.bi.go.id

0 komentar:

Posting Komentar

 

Silvia Marlina Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea