AKUNTANSI
INTERNASIONAL
“PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN”
Kelompok :
1. Adhika Safitri (27211927)
2. Diana Wijayanti (27211799)
3. Gabyclara Sinta Putri W (22211985)
4. Khazanah Ayu Mentari (23211975)
5. Laila Mustika Dewi (28211188)
6. Mutiara Ratih (25211057)
7. Nurlaela Sari (25211358)
8. Sani Handriani (26211594)
9. Silvia Marlina (26211768)
Kelas : 4EB03
1. Adhika Safitri (27211927)
2. Diana Wijayanti (27211799)
3. Gabyclara Sinta Putri W (22211985)
4. Khazanah Ayu Mentari (23211975)
5. Laila Mustika Dewi (28211188)
6. Mutiara Ratih (25211057)
7. Nurlaela Sari (25211358)
8. Sani Handriani (26211594)
9. Silvia Marlina (26211768)
Kelas : 4EB03
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Gunadarma
2015
PSAK 2 - LAPORAN ARUS KAS
PENDAHULUAN
Tujuan
Informasi
tentang arus kas suatu entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara
kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi
terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya.
Tujuan
pernyataan ini adalah memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan
hsitoris dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan kas yang
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktifitas operasi, investasi ataupun
pendanaan (financing) selama suatu
periode.
Ruang Lingkup
0.1 Entitas harus menyusun laporan
arus kas sesuai persyaratan dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan
tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan
untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
0.2
Pernyataan ini menggantikan PSAK2(1994): Laporan Arus Kas.
0.3
Para pengguna laporan berkepentingan untuk mengetahui bagaimana entitas
menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan
tidak bergantung pada aktifitas entits serta apakah kas dapat dipandang sebagai
produk entitas, seperti yang berlaku di lembaga keuangan. Pada dasarnya,
entitas memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan
dalam aktivitas penghasilan pendapatan utama (revenue-produccing activisie).
Entitas membutuhkan kas untuk melaksnakan usaha, melunasi kewajiban dan
membagikan dividen (returns) kapada para investor. Oleh karena itu pernyataan
inii mewajibkan semua entitas menyajikan laporan arus kas.
Kegunaan Informasi Arus Kas
0.4 Jika digunakan dalam kaitannya
dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas dapat memberikan informasi
yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih
entitas, struktur keuangan (termaksuk likuiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan memepengaruhi jumlah serta
waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang
yang berubah. Informai arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam
menghasilkan kas dan stera kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan
untuk menilai dan membandingkan nilai sekrang dari arus kas masa depan (future
cas flows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi
berbagai entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akutansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
0.5 Informasi arus kas historis
sering digaunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas
masa depan. Disamping itu, informasi arus kas historis juga berguna untuk
meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat
sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan raus kas
bersih serta dampak perubahan harga.
Definisi
0.6 Berikut adalah pengertian istilah yang
digunakan dalam pernyataan ini:
Kas
terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan
rekening giro (demand deposit).
Setara
kas (cas equivalent) adalah investasi yang sifatnya
sangat likiut, berjangka pendek, yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah yang dapat dietentukan dan memiliki resiko perubahan nilai yang tidak
signifikan.
Arus
kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau
setara kas.
Aktivitas
operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
entitas (principal revenue – producing activities) dan aktivitas yang bukan yang merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas
investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Aktivitas
pendanaa (finacing) adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi distribusi modal dan
pinjaman entitas.
Kas dan Setara Kas
0.7 Setara kas dimiliki untuk
memenuhi komitmen kass jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain.
Untuk memenuhi persayaratan sebagai setara kas, suetu investas harus segera
dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko
perubahn nilai yang tidak signifikan. Karenanya, suatu investasi pada umumnya
memenuhi sayarat sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam
waktu, misalnya tiga bulan atau kurang tanggal sejak perolehannya. Investasi
dalam bentuk saham tersebut adalah setara kas. Sebagai contoh, saham preferen
yang dibeli dan akan segera jatuh tempo setara tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan.
0.8 Pinjaman bank pada umumnya
termasuk aktivitas pendanaan. Namun demikian, cerukan (bank overdraft)
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kas entitas. Dalam
kedaan tersebut, cerukan termasuk kompenen kas dan setara kas. Karakteristik
dari pengaturan perbankan tersebut mengakibatkan saldo bank kadangkala
berfluktuasi dari saldo positif ke posisi penarikan berlebih (overdraw).
0.9 Arus kas tidak mencakup mutasi
di antara pos-pos yang termasuk dalam kas atau setara kas, karena komponen
tersebut lebih merupakan bagian dari pengelolaan kan entitas dan bukan sebagai
dari aktivitas operasi, dan pendanaan.
PENJELASAN
Penyajian Laporan Arus Kas
10. Laporan kas harus melaporkan arus kas selama
periode tertentu dan dikalsifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
11. Entitas menyajikan arus kas dari
aktivitas operasi, inverstasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai
dengan bisnis entitas tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan
informasi yang memungkinkan menurut para pengguna laporan untuk menilai
pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap
jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi
hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
12. Suatu transaksi tunggal dapat
meliputi beberapa arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari satu
aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi poko dan
pinjaman bunga, maka unsur bungan dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas
operasi dan unsure poko pinjman dikalsifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Aktivitas Operasi
13.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama
menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman. Memelihara kemampuan operasi entitas, membayar deviden, dan
melakukan investasi beru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Informasi mengenai unsure tertentu arus kas historis bersama dengan
informasilain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
14. Arus kas dan aktivitas operasi
terutama diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan entitas. Oleh
karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa
lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus
kas dari aktivitas operasi adalah :
a) Penerimaan
kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
b) Penerimaan
kas dari royalty, fess, komisi, dan
pendapatan lain;
c) Pembayaran
kas pada pemasok barang dan jasa;
d) Pembayaran
kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
e) Penerimaan
dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim,
anuitas, dan manfaat polis lainnya;
f) Pembayaran
kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus sebagai
dari aktivitas pendanaan dan investasi;
g) Penerimaan
dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjanjiakan (dealing).
Beberapa
transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan
atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi. Arus kas yang terkait dengan
transaksi semacam itu merupakan arus kas dari aktivitas investasi. Akan tetapi,
pembayaran kas untuk pabrikasi atau memperoleh aset yang dimiliki untuk
disewakan kepada pihak lain dan selanjutnya dimiliki untuk dijual adalah arus
kas dari aktivitas operasi. Kas yang diterima dari sewa dan penjualan atas aset
setelah periode sewa, diakui dengan sebagai arus kas dari aktivitas operasi.
15. entitas dapat memiliki surat berharga
dan tagihan (securitas dan loans) untuk tujuan diperdagangkan atau di
perjanjikan(dealing), yang dalam hal ini dapat dipersamakan dengan persedian
khusus dibeli untuk dijual kembali. Oleh karen itu, arus kas yang berasal dari
pembelian dan penjualan dalam transaksi perdagangan atau perjanjian surat
berharga tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sama halnya
dengan pemberian kredit oleh lembaga keuangan, pada umumnya diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasilan utama
pendapatan lembaga keuangan tersebut.
Aktivitas Investasi
16. Pengungkapan terpisah arus kas yang
berasal dari aktivitas investasi perlu perlu dilakukan sebab arus kas tersebut
mencerminkan penngeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang
berasal dari aktivitas investasi adalah :
a) Pembayaran
kas untuk membeli aset tetap, aset tidak terwujud, dan asset jangka panjang
lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang
dibangun sendiri.
b) Penerimaan
kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan dan peralatan, serta aset
tidak berwujud dan asset janga panjang lain;
c) Pembayaran
kas untuk membeli instrument utang atau instrument ekuitas entitas lain dan
kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrument yang
dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau
diperjanjikan).
d) Kas
yang diterima dari penjualan instrument utang dan instrument ekuitas entitas
lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerima kas dari instrument yang
dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan).
e) Uang
muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit
yang diberikan oleh lembaga keuangan).
f) Penerimaan
kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (
selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan).
g) Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contract, option
contract, dan swap contracts, kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran
tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan
h) Pembayaran
kas dari future contracts, forward
contracts, option contract, dan swap contracts, kecuali apabila kontrak
tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Jika
suatu kontrak dimaksudkan untuk lindungi nilai (hedge) suatu posisi yang dapat diidentifikasi, maka arus kas dari
kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti arus kas dari
posisi yang dilindungi nilainya.
Aktivitas Pendanaan
17. Pengungkapan terpisah arus kas
yang berasal dari aktivitas pendanaan penting dilakukan karena berguna untuk
memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :
a) Penerimaan
kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya;
b) Pembayaran
kas kepada pemilik atau menarik atau menembus saham entitas;
c) Penerimaan
kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel hipotek, dan pinjaman jangka pendek
dan jangka panjang lainnya;
d) Pelunasan
pinjaman;
e) Pembayaran
kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan
dengan sewa pembiayaan (finance lease).
Pelaporan Arus Kas dari Ativitas
Operasi
18. Entitas melaporkan arus kas dari
aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut :
a) Metode
langsung; dengan metode ini kelompok utama dari penerima kas bruto dan
pengeluaran bruto kas diungkapkan; atau
b) Metode
ini langsung; dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi prediksi rugi bersih disesuaikan dengan menggoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan kas
atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
19. Entitas dianjurkan untuk melaporkan arus kas
dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini
menghasilkan informasi yang berguna dalam mengesumasi arus kas masa depan yang
tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan metode langsung,
informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas
bruto dapat diperoleh dengan baik :
a) Dari
catatan akuntansi; atau
b) Dengan
menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan
laba rugi komperehensif untuk :
i.
Perubahan persedian, piutang usaha, dan
utang usaha selama, periode berjalan.
ii.
Pos bukan kas lainnya; dan
iii.
Pos lain yang berkaitan dengan arus kas
investasi dan pendanaan.
20. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih
dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih
dari pengaruh :
a) Perubahan
persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan;
b) Pos
bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan
kerugian valuta asing yang belum direalisasi, serta laba entitas asosiasi yang
belum dibagikan; dan
c) Semua
pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Pelaporan
Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan.
21. Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas
investasi dan pendanaan, kecuali aoabila arus kas sebagaimana dijaleakan pada
paraghraf 22 dan 24 dilaporkan diatas dasar arus kas bersih (net basis).
Pelaporan
Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih.
22. arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut ini
dapat disajikan menurut arus kas bersih :
a.
penerimaan
dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut
lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas entitas; dan
b.
penerimaan
dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, jumlah yang besar
dengan jangka waktu singkat (short maturity).
23. Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas
sebagaimana dijelaskan pada paragraf 22 (a) adalah :
a.
Penerimaan
dan pembayaran rekening giro;
b.
Dana
pelanggan yang dikelola oleh entitas investasi; dan
c.
Sewa
yang ditagih oleh pengelola untuk kepentingan dari, dan selanjutnya disetor
kepada pemilik properti.
Beberapa contoh penerimaan dan pengeluaran kas
sebagaimana dijelaskan pada paragraf 22 (b) adalah pembayaran dan penerimaan
untuk :
a.
Jumlah
pokok transaksi kartu kredit pada nasabah;
b.
Pembelian
dan penjualan investasi ; dan
c.
Pinjaman
jangka pendek lain sebagai contoh, pinjaman dengan jangka waktu jatuh tempo
dalam 3 (tiga) bulan atau kurang.
24. Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga
keuangan berikut ini dapat dilaporkan dengan dasar arus kas bersih :
a.
Penerimaan
dan pembayaran kas sehubungan dengan penerimaan dan pembayaran kembali deposito
berjangka dengan jatuh tempo yang tetap ;
b.
Penempatan
dan penarikan deposito pada dan dari lembaga keuangan lainnya ; dan
c.
Pemberian
dan pelunasan uang muka dan pinjaman kepada nasabah.
Arus
Kas Dalam Mata Uang Asing
25. Arus kas yang berasal dari transaksi mata uang asing
harus dbukukan dalam mata uang fungsional entitas dengan mengalikan jumlah mata
uang asing tersebut dengan nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata
uang asing pada tanggal transaksi arus kas.
26. Arus
kas entitas anak diluar negeri dijabarkan berdasarkan nilai tukar antara mata
uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal transaksi arus kas.
27. arus
kas dalam mata uang asing dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan PSAK 10
: Transaksi dalam mata uang asing. Pernyataan tersebut memperkenankan
digunakannya suatu nilai tukar yang mendekati nilai tukar aktual. Sebagai
contoh, nilai tukar rat-rat untuk periode yang bersangkutan dapat digunakan
untuk membukukan transaksi dalam mata uang asing atau penjabaran arus kas
netitas anak diluar negeri. Akan tetapi, PSAK 10 tidak mengizinkan digunakannya
nilai tukar pada akhir periode pelaporan untuk menjabarkan laporan arus kas
anak entitas luar negeri.
28.
keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang timbul akibat perubahan
nilai tukar mata uang asing bukan merupakan arus kas. Namun demikian, pengaruh
perubahan nilai tukar atas kas dan setara kas dalam mata uangan asing
dilaporkan dalam laporan arus kas untuk
merekonsiliasikan saldo awal dan akhir dari kas dan setar kas. Jumlah selisih
kurs tersebut disajikan terpisah dari arus kas aktivitas operasi, investasi,
dan pendanaan, dan termasuk perbedaan, jika ada seandainya arus kas tersebut
telah dilaporkan dengan nilai tukar pada akhir periode.
Bunga
dan Deviden
29. Arus kas dari bungan dan deviden yang diterima dan
dibayarkan, masing-masing harus diungkapkan secara terpisah. Masing-masing
harus diklasifikasi secara monsisten antar periode sebagai salah satu dari
aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.
30. Jumlah
bunga yang dibayar selama suatu periode diungkapkan dalam laporan arus kas baik
yang telah diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi maupun yang dikapitalisasi
sesuai PSAK No. 26 : Biaya Pinjaman.
31. Jumlah bunga yang dibayar dan bunga serta deviden
yang diterima oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas
operasi. Namun demikian, bagi entitaas lainnya belum ada kesepakatan mengenai
klasifikasi arus kas ini. Bunga yang dibayarkan dan bungan serta deviden yang
deterima dapat diklasifikasi sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba
atau rugi. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta deviden yang
diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas pendanaan dan arus
kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau
sebagai hasil investasi (return on investments).
32.
Deviden yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai rus kas pendanaan karena
merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, deviden
yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai komponen arus kas dari aktivitas
operasi dengan maksud membantu para pengguna laporan dalam menilai kemampuan
entitas membayar deviden dari arus kas operasi.
Pajak
Penghasilan
33. Arus
kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harusdiungkapkan secara terpisah
dan diklasifi kasi sebagai arus kas dari aktivitas operasi kecuali jika secara
spesifik dapat diidentifi kasikan sebagai aktivitas pendanaan dan investasi.
34.
Pajak penghasilan dikenakan atas transaksi yang menghasilkan arus kas yang
diklasifi kasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan dalam
laporan arus kas. Walaupun beban pajak penghasilan (tax expense) dapat dengan
mudah diidentifi kasikan dengan aktivitas investasi atau pendanaan,arus kas
yang bersangkutan sering kali tidak mudah diidentifi kasi dan dapat terjadi
dalam periode yang berbeda dengan transaksi arus kas yang mendasarinya. Oleh
karena itu, pajak yang dibayar biasanya diklasifi kasikan sebagai arus kas dari
aktivitas operasi. Namun demikian, jika arus kas pajak tersebut dapat
diidentifi kasikan dengan transaksi individual yang menimbulkan arus kas yang
bersangkutan, maka arus kas tersebut diklasifi kasi sebagai aktivitas pendanaan
atau investasi, sesuai dengan jenis aktivitas tersebut. Apabila arus kas pajak
dialokasikan pada lebih dari satu jenis aktivitas, maka jumlah keseluruhan
pajak yang dibayar harus diungkapkan.
Investasi
Pada Entitas Anak, Entitas Asosiasi, dan Ventura Bersama
35. Apabila akuntansi untuk investasi pada entitas
asosiasi atau entitas anak dibukukan dengan menggunakan metode ekuitas atau
metode biaya perolehan, maka investor membatasi pelaporannya dalam laporan arus
kas hanya pada arus kas yang terjadi antara investor dan investee, misalnya
jumlah dividen dan uang muka yang diterima.
36.
Entitas yang melaporkan kepemilikannya dalam pengendalian bersama entitas
(lihat PSAK 12: Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama) menggunakan
konsolidasi proporsional, melaporkan dalam laporan arus kas konsolidasinya
bagian proporsional dari arus kas atas entitas yang dikendalikan bersama.
Entitas yang melaporkan kepemilikannya menggunakan metode ekuitas melaporkan
dalam laporan arus kas, arus kas atas investasinya dalam entitas yang
dikendalikan bersama, dan distribusi dan pembayaran lain atau penerimaa antara
entitas dan entitas yang dikendalikan bersama.
Perubahan
Kepemilikan dalam Entitas Anak dan Unit Bisnis Lainnya
37. Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan
kehilangan pengendalian atas entitas anak atau unit bisnis lainnya harus
disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.
38.
Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan
dengan perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak dan unit bisnis
lainnya selama satu periode:
(a) jumlah harga yang dibayarkan atau diterima;
(b) bagian dari harga yang merupakan kas dan setara
kas;
(c) jumlah kas
dan setara kas pada entitas anak atau bisnis lainnya dimana pengendalian diperoleh atau dilepaskan; dan
(d) jumlah
aset dan laibilitas selain kas atau setara kas pada entitas anak atau bisnis
lainnya dimana pengendalian diperoleh atau dilepaskan, diikhtisarkan
berdasarkan kategori utamanya.
39.
penyajian tersendiri pengaruh arus kas dari perolehan dan kehilangan
pengendalian atas entitas anak dan bisnis lainnya sebagai suatu pos tunggal,
bersama-sama dengan pengungkapan tersendiri atas jumlah aset dan laibilitas
yang diperoleh atau dilepaskan, akan membantu membedakan arus kas tersebut
dengan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
lainnya. Pengaruh arus kas atas kehilangan pengendalian tidak boleh dikurangkan
dari arus kas untuk memperoleh pengendalian.
40. Jumlah keseluruhan kas yang dibayarkan atau diterima
untuk memperoleh atau atas kehilangan pengendalian entitas anak atau bisnis
lainnya dilaporkan dalam laporan arus kas, berdasarkan kas dan setara kas
bersih dari yang diperoleh atau dilepaskan sebagai bagian dari transaksi,
peristiwa atau perubahan lingkungan.
41A. Arus kas yang timbul dari perubahan kepemilikan atas
entitas anak karena kehilangan pengendalian harus diklasifikasikan sebagai arus
kas dari aktivitas pendanaan.
41B. Perubahan kepemilikan atas entitas anak yang tidak
mengakibatkan kehilangan pengendalian, misalnya akibat pembelian atau penjualan
kemudian instrumen ekuitas entitas anak oleh entitas induk, dicatat sebagai
transaksi ekuitas (lihat PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri). Sejalan dengan hal tersebut, arus kas yang berasal dari
transaksi tersebut diklasifi kasikan dengan cara yang sama sebagai transaksi
lain dengan pemilik yang dijelaskan dalam paragraf 17.
Transaksi
Nonkas
42.
Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau
setara kas tidak termasuk dalam laporan arus kas. Transaksi semacam itu harus
diungkapkan pada bagian lain dalam laporan keuangan sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan
pendanaan tersebut.
43.
Beberapa aktivitas investasi dan pendanaan tidak memiliki pengaruh langsung
terhadap arus kas periode berjalan meskipun mempengaruhi struktur aset serta modal
entitas. Tidak dimasukkannya transaksi nonkas dalam laporan arus kas ini
konsisten dengan tujuan laporan arus kas sebab transaksi tersebut tidak
mempengaruhi arus kas dalam periode berjalan. Beberapa contoh transaksi nonkas
adalah:
a.
perolehan
aset secara kredit atau melalui sewa pembiayaan (finance Lease) ;
b.
akuisisi
entitas melalui emisi saham ; dan
c.
konversi
utang menjadi modal.
Komponen
Kas dan Setara Kas
44. Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas
serta menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos
yang sama yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
45. Oleh
karena keanekaragaman praktik pengelolaan kas dan perbankan dan agar sesuai
dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, entitas harus mengungkapkan kebijakan
dalam menentukan komponen kas dan setara kas.
46.
Pengaruh setiap perubahan dalam kebijakan untuk menentukan komponen kas dan
setara kas seperti misalnya perubahan dalam klasifikasi instrumen keuangan yang
sebelumnya diperlakukan sebagai bagian dari portofolio investasi entitas,
dilaporkan sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi,Perubahan Estimasi dan
Kesalahan.
Pengungkapan
Lain
47.
Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikan yang
tidak dapat digunakan oleh grup usaha, beserta komentar manajemen.
48.
Dalam keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki oleh entitas
tidak dapat digunakan oleh grup entitas. Misalnya, saldo kas dan setara kas
milik entitas anak yang beroperasi di suatu negara yang memberlakukan kontrol
lalu lintas devisa atau pembatasan hukum lainnya sehingga saldo kas tersebut
tidak dapat digunakan oleh entitas induk atau entitas anak lainnya.
49.
Informasi tambahan yang relevan mungkin berguna dalam memahami posisi keuangan
dan likuiditas entitas. Pengungkapan informasi ini, bersama dengan komentar
manajemen, dianjurkan dan mencakup:
a.
jumlah
fasilitas pinjaman yang belum digunakan yang mungkin tersedia untuk aktivitas
operasi masa depan dan untuk menyelesaikan komitmen modal, dengan mengindikasikan
pembatasan penggunaan fasilitas ini;
b.
jumlah
keseluruhan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang
terkait dengan kepemilikan dalam ventura bersama yang dilaporkan dengan
menggunakan metode konsolidasi proporsional ;
c.
jumlah
keseluruhan arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi yang
terpisah dari arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas operasi
dan ;
d.
jumlah
arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari
setiap segmen yang dilaporkan (lihat PSAK 5 : pelaporan segmen).
50. Pengungkapan terpisah arus kas yang mencerminkan
peningkatan kapasitas operasi dan arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan
kapasitas operasi berguna bagi pengguna untuk menentukan apakah entitas
melakukan investasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas operasinya.
Entitas yang tidak berinvestasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas
operasinya mungkin akan merugikan profitabilitas dimasa yang akan datang, hanya
untuk mempertahankan likuiditas dan distribusi untuk pemilik pada saat ini.
51. Pengungkapan arus kas secara segmen memungkinkan
pengguna untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara
arus kas bisnis keseluruhan dan komponennya dan ketersediaan serta keragaman
arus kas secara segmen.
TANGGAL
EFEKTIF
52. Pernyataan ini diterapkan untuk laporan keuangan yang
dimulai atau setelah 1 Januari 2011.
Lampiran
A
Laporan
Arus Kas Untuk Entitas Bukan Lembaga Keuangan
Lampiran
ini melengkapi namun bukan bagian dari pernyataan.
1. Contoh
ini hanya menampilkan jumlah periode kini. Jumlah yang sesuai untuk periode
sebelumnya sebelum disajikan sesuai dengan PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan.
2. Informasi
dari laporan laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan disajikan untuk
memperlihatkan penyusunan laporan arus kas dengan metode langsung dan metode
tidak langsung. Laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan
disajikan sesuai dengan persyaratan pengungkapan dan penyajian menurut
Pernyataan lainnya.
3. Informasi
tambahan berikut juga relevan untuk penyusunan laporan arus kas:
·
semua saham entitas anak diperoleh dengan harga
Rp 590. Nilai wajar aset yang diperoleh dan laibilitas diasumsikan sebagai
berikut:
Persediaan Rp
100
Piutang usaha Rp
100
Kas Rp
40
Aset Tetap Rp
650
Utang usaha Rp
100
Utang jangka panjang Rp
200
·
Rp 250 diperoleh dari penerbitan modal saham
dan Rp 250 diperoleh dari pinjaman jangka panjang.
·
Beban bunga Rp 400 dan telah dibayar sebesar Rp
170 selama periode tersebut, Rp 100 yang merupakan beban bunga periode
sebelumnya juga dibayar selama periode tersebut.
·
Dividen dibayarkan Rp 1.200.
·
Utang pajak pada awal dan akhir periode masing
– masing sebesar Rp 400 dan 1000. Selama periode disisihkan Rp 200 untuk
tambahan pajak. Pajak yang terutang dari dividen yang diterima berjumlah Rp
100.
·
Selama periode, entitas memperoleh aset tetap
dengan harga Rp 1.250, Rp 900 diperoleh dengan sewa. Pembayaran kas sebesar Rp
350 untuk pembelian aset tetap.
·
Pabrik dengan nilai buku Rp 80 dan akumulasi
penyusutan Rp 60 dijual harga Rp 20.
·
Piutang usaha pada akhir 20X2 teramsuk Bunga
piutang sebesar Rp 100.
Laporan
Laba Rugi Komprehensif Konsolodasi untuk periode yang berakhir 20X2
Pendapatan
|
30.650
|
Harga Pokok Penjualan
|
(26.000)
|
Laba Bruto
|
4.650
|
Penyusutan
|
(450)
|
Beban administrasi dan penjualan
|
(910)
|
Beban bunga
|
(400)
|
Penghasilan Investasi
|
500
|
Kerugian selisih kurs
|
(40)
|
Laba sebelum pajak
|
3.350
|
Pajak penghasilan
|
(300)
|
Laba
|
3.050
|
Entitas tidak mengakui setiap
komponen pendapatan komprehensif lain pada periode yang berakhir 20X2
Laporan
posisi keuangan konsolidasi pada akhir tahun 20X2
|
20X2
|
20X1
|
Aset
|
|
|
Kas dan setara kas
|
230
|
160
|
Piutang usaha
|
1.900
|
1.200
|
Persediaan
|
1.000
|
1.950
|
Investasi Surat Berharga
|
2.500
|
2.500
|
Aset tetap (harga perolehan)
|
3.730
|
1.910
|
Akumulasi penyusutan
|
(1.450)
|
(1.060)
|
Aset tetap (bersih)
|
2.280
|
850
|
Total asset
|
7.910
|
6.660
|
Liabilitas
|
|
|
Utang usaha
|
250
|
1.890
|
Utang bunga
|
230
|
100
|
Utang pajak penghasilan
|
400
|
1.000
|
Utang jangka panjang
|
2.300
|
1.040
|
Total Kewajiban
|
3.180
|
4.030
|
Ekuitas
|
|
|
Modal saham
|
1.500
|
1.250
|
Saldo laba
|
3.230
|
1.380
|
Total Ekuitas
|
4.370
|
2.630
|
Total liabilitas dan ekuitas
|
7.910
|
6.660
|
Metode
langsung laporan arus kas (paragraph 18 (a))
|
20X2
|
Arus
kas dari aktivitas operasi
|
|
Penerimaan
kas dari pelanggan
|
30.150
|
Pembayaran
kas kepada pemasok dan karyawan
|
(27.600)
|
kas
yang dihasilkan operasi
|
2.550
|
Pembayaran
bunga
|
(270)
|
Pembayran
pajak penghasilan
|
(900)
|
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas
operasi
|
1.380
|
|
|
Arus kas untuk aktivitas investasi
|
|
Akuisisi
entitas anak X dengan kas (catatan A)
|
(550)
|
Pembelian
asset tetap (catatan B)
|
(350)
|
Hasil
dari penjualan peralatan
|
20
|
Penerimaan
bunga
|
200
|
Penerimaan
deviden
|
200
|
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas
investasi
|
(480)
|
|
|
Arus kas dari aktivitas pendanaan
|
|
Hasil
dari penerbitan modal saham
|
250
|
Hasil
dari pinjaman jangka panjang
|
250
|
Pembayaran
utang sewa pembiayaan
|
(90)
|
Pembayaran
deviden
|
(1.200)
|
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas
pendanaan)
|
(790)
|
Kenaikan bersih kas dan setara kas
|
110
|
Kas dan setara kas pada awal periode
|
120
|
Hal
ini dapat juga dilaporkan sebagai arus kas operasi
|
230
|
Metode
tidak langsung pernyataan arus kas (paragraph 18 (b))
|
20X2
|
Arus
kas dari aktivitas operasi
|
|
Laba
sebelum pajak
|
3.350
|
Penyesuaian
untuk:
|
|
Penyusutan
|
450
|
Kerugian
selisih kurs
|
40
|
Pendapatan
investasi
|
(500)
|
Beban
bunga
|
400
|
Kenaikan
piutang usaha dan piutang lain
|
(500)
|
Penurunan
persediaan
|
1.050
|
Penurunan
utang usaha
|
(1.740)
|
Kas
yang dihasilkan dari operasi
|
2.550
|
Pembayaran
bunga
|
(270)
|
Pembayaran
pajak penghasilan
|
(900)
|
Arus
kas (bersih) dari aktivitas operasi)
|
1.380
|
Arus kas dari aktivitas
pendanaan
|
|
Hasil
dari penerbitan modal saham
|
250
|
Hasil
dari pinjaman jangka panjang
|
250
|
Pembayaran
utang sewa pembiayaan
|
(90)
|
Pembayaran
dividen
|
(1.200)
|
Arus kas bersih dari
(untuk) aktivitas pendanaan )
|
(790)
|
Kenaikan bersih kas dan
setara kas
|
110
|
Kas dan setara kas pada
awal periode (catatan c)
|
120
|
Kas dan setara kas pada
akhir periode (catatan c)
|
230
|
hal ini
dapat juga dilaporkan sebagai arus kas operasi
|
|
Catatan
pada laporan arus kas (metode langsung dan metode tidak langsung)
a.
Perolehan
pengendalian atas entitas anak
Selama periode ini entitas memperoleh pengendalian atas entitas anak X.
Nilai wajar aset yang diperoleh dan kewajiban diasumsikan sebagai berikut:
Kas 40
Persediaan 100
Piutang
usaha 100
Aset
tetap 650
Utang
usaha (100)
Utang
jangka panjang (200)
Total
harga beli 590
Dikurangi:
Kas dari X (40)
Arus
kas bersih untuk
Memperoleh
pengendalian 550
B.
Aset
tetap
Selama periode ini, entitas memperoleh aset tetap dengan nilai total Rp
1.250 dimana Rp 900 diantaranya diperoleh melalui sewa pembiayaan. Pembayaran
kas untuk perolehan ini adalah sebesar Rp 350.
C. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas di tangan dan saldo bank, serta
investasi dalam instrumen pasar uang. Kas dan setara kas dalam laporan arus kas
meliputi jumlah-jumlah dalam laporan posisi keuangan berikut ini:
20X2 20X1
Kas dan bank 40
25
Investasi
jangka pendek 190
135
Kas dan setara kas yang
dilaporkan sebelumnya 230 160
Pengaruh
perubahan nilai tukar valuta - (40)
Kas dan setara kas dinyatakan kembali 230 120
Kas dan setara kas pada akhir periode meliputi rekening deposito bank
sebesar Rp 100 yang dipegang oleh entitas anak dan tidak dapat digunakan dengan
bebas oleh holding company karena adanya pembatasan arus valuta.
Kelompok entitas ini mempunyai fasilitas pinjaman sebessar Rp 2,000, Rp
700 diantaranya hanya dapat digunakan untuk ekspansi dimasa depan.
D. Informasi segmen
Segmen
A Segmen B Total
Arus kas dari:
Aktivitas operasi 1.520
(140) 1.380
Aktivitas investasi (640) 160 (480)
Aktivitas pendanaan (570) (220) (790)
310 (200) 110
Alternatif
penyajian (metode tidak langsung)
Sebagai alternatif, dalam laporan arus kas
dengan metode tidak langsung, laba operasi sebelum perubahan modal kerja
kadang-kadang disajikan sebagai berikut:
Lampiran B
Laporan
Arus Kas Untuk Lembaga Keuangan
Lampiran ini hanya pelengkap, namun bukan bagian dari Pernyataan.
1.
Contoh ini hanya memperlihatkan jumlah periode
berjalan. Jumlah yang menyangkut periode sebelumnya harus disajikan sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan
Keuangan.
2. Contoh
disajikan menggunakan metode langsung.
PSAK 14 - PERSEDIAAN
PENDAHULUAN
TUJUAN
01. Tujuan
pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan.
Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biata
yang diakui sebagai asset tersebut sampai pendapatan terkait diakui. Pernyataan
ini menyediakan panduan dalan menentukan biaya dan penyakuan selanjutnya
sebagai beban, termasuk setiap penuruanan menjadi nilai ralisasi neto.
Pernyataan ini juga memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk
enentukan biaya persediaan.
RUANG LINGKUP
02. Pernyataan
ini diterapkan untuk semua persediaan, kecuali:
(a) Pekerjaan
dalam proses yang timbul dalam kontrak konstruksi, termasuk kontrak jasa yang
terkait langsung (lihat PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi);
(b) Persediaan
yang terkait dengan real eatate
(lihat PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Perkembangan Real Estat);
(c) Instrumen
keuangan (lihat PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dan
PSAK Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran);
(d) Aset
biolojik terkait dengan aktivitas agrikultur dan produk agrikultur pada saat
panen;
(e) Aset
biolojik terkait dengan hasil hutan (lihat PSAK 32: Akuntansi Kehutanan); dan hasil
tambang umum dan hasil tambang minyak dan gas bumi (lihat PSAK 33: Akuntansi Pertambangan
Umum dan PSAK 29: Akuntansi Minyak dan Gas Bumi).
03. Pernyataaan
ini tidak berlaku untuk pengukuran persediaan bagi pialang-pedagang komoditi
yang mengukur persediaannya pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual,
sesuai dengan praktik yang berlaku pada industri. Ketika persediaan tersebut
diukur pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, maka perubahan
nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual diakui dalam laporan laba rugi
pada periode terjadinya.
04. Pialang-pedagang
adalah mereka yang membeli atau menjual komoditi untuk orang lain atau dirinya
sendiri. Persediaan pialang-pedagang terutama diperoleh dengan tujuan untuk
dijual dalam waktu dekat dan memperoleh laba dari fluktuasi harga atau marjin.
Ketika persediaan ini diukur dengan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, maka yang dikecualikan hanya dari persyaratan pengukuran dalam Pernyataan
ini.
DEFINISI
05. Berikut
adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Persediaan adalah
aset:
(a) tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
(b) dalam
proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
(c)
dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.
Nilai realisasi neto
adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat
penjualan.
Nilai wajar adalah
jumlah di mana suatu asset dipertukarkan, atau kewajiban diselesaikan, antara
pihak yang berpengetahuan dan berkeinginan dalam suatu
transaksi yang wajar.
Komoditi adalah
barang dagangan yang menjadi subjek kontrak berjangka yang diperdagangkan di
bursa berjangka.
Nilai khusus-entitas
adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan oleh suatu
entitas yang timbul dari penggunaan aset berkelanjutan dan dari pelepasannya pada
akhir umur manfaat atau yang diharapkan terjadi ketika penyelesaian kewajiban.
06. Nilai
realisasi neto mengacu kepada jumlah neto yang entitas berharap untuk
direalisasi dari penjualan persediaan dalam kegiatan usaha biasa. Nilai wajar
mencerminkan suatu jumlah di mana persediaan yang sama dapat dipertukarkan
antara pembeli dan
penjual yang berpengetahuan dan berkeinginan di pasar. Nilai realisasi neto
adalah nilai khusus entitas sedangkan nilai wajar tidak tergantung pada nilai
khusus entitas. Nilai realisasi neto untuk persediaan bisa tidak sama dengan
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
07. Persediaan
meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya, barang
dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah
dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang
jadi yang diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi,
oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam
proses produksi. Bagi perusahaan jasa, persediaan meliputi biaya jasa seperti
diuraikan dalam paragraf 18, di mana entitas belum mengakui pendapatan yang
terkait (lihat PSAK 23: Pendapatan).
PENGUKURAN PERSEDIAAN
08. Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi
neto, mana yang lebih rendah.
Biaya Persediaan
09. Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya
konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan
lokasi saat ini.
Biaya Pembelian
10. Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor,
pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada
otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang
secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan
jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam
menentukan biaya pembelian.
Biaya Konversi
11. Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung
terkait dengan unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung.
Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel
yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi. Overhead produksi
tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa
memerhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan
pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan
administrasi pabrik. Overhead produksi variable adalah biaya produksi
tidak langsung yang berubah secara langsung, atau hampir secara
langsung, mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung
dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
12. Pengalokasian overhead produksi tetap ke biaya konversi
didasarkan pada kapasitas fasilitas produksi normal. Kapasitas normal adalah
produksi rata-rata yang diharapkan akan tercapai selama suatu periode atau
musim dalam keadaan normal, dengan memerhitungkan hilangnya kapasitas selama pemeliharaan
terencana. Tingkat produksi aktual dapat digunakan jika mendekati kapasitas
normal. Pengalokasian jumlah overhead produksi tetap pada setiap unit
produksi tidak bertambah sebagai akibat dari rendahnya produksi atau tidak terpakainya
pabrik. Overhead yang tidak teralokasi diakui sebagai beban pada periode
terjadinya. Dalam periode produksi tinggi yang tidak normal, jumlah overhead
tetap yang dialokasikan pada tiap unit produksi menjadi berkurang sehingga
persediaan tidak diukur di atas biayanya. Overhead produksi variabel
dialokasikan pada unit produksi atas dasar penggunaan aktual fasilitas
produksi.
13. Suatu proses produksi mungkin menghasilkan lebih dari satu
jenis produk secara simultan. Hal tersebut terjadi, misalnya, ketika dihasilkan
produk bersama atau bila terdapat produk utama dan produk sampingan. Ketika
biaya konversi tidak dapat diidentifikasi secara terpisah, maka biaya tersebut
dialokasikan antar produk secara rasional dan konsisten. Pengalokasian dapat
didasarkan pada, misalnya, perbandingan harga jual untuk masing masing produk,
baik pada tahap proses produksi pada waktu produk telah dapat diidentifikasikan
secara terpisah atau pada saat produksi telah selesai. Sebagian besar produk sampingan,
pada hakekatnya tidak material. Ketika kasusnya demikian, produk sampingan
sering kali diukur pada nilai realisasi neto dan nilai tersebut dapat
mengurangi biaya produk utama. Dengan demikian, jumlah tercatat produk utama
tidak berbeda secara material dari biayanya.
Biaya-biaya Lain
14. Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan
sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi
saat ini. Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkan overhead
nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai
biaya persediaan.
15. Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan
diakui sebagai beban dalam periode terjadinya adalah:
(a) jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya
yang tidak normal;
(b) biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses
produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya;
(c) biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi
untuk membuat persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini; dan
(d) biaya penjualan.
16. PSAK 26: Biaya Pinjaman menentukan kondisi terbatas di
mana biaya pinjaman termasuk dalam biaya persediaan.
17. Entitas mungkin membeli persediaan dengan persyaratan penyelesaian
tangguhan (deferred settlement terms). Ketika perjanjian secara efektif
mengandung elemen pembiayaan, maka elemen tersebut, misalnya perbedaan antara
harga beli untuk persyaratan kredit normal dan jumlah yang dibayarkan diakui
sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.
Biaya Persediaan Pemberi Jasa
18. Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, mereka mengukur
persediaan tersebut pada biaya produksinya. Biaya persediaan tersebut terutama
meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara langsung
menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan overhead yang
dapat diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan
personalia penjualan dan administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya
persediaan tetapi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya
persediaan pemberi jasa tidak termasuk marjin laba atau overhead yang tidak
dapat diatribusikan yang sering merupakan faktor pembebanan harga oleh pemberi
jasa.
Teknik Pengukuran Biaya
19. Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar
atau metode eceran, demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati
biaya. Biaya standar memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan,
tenaga kerja, efisiensi dan utilisasi kapasitas. Biaya standar di-review secara
reguler dan, jika diperlukan, direvisi sesuai dengan kondisi terakhir.
20. Metode eceran seringkali digunakan dalam industry eceran untuk
menilai persediaan dalam jumlah besar item yan berubah dengan cepat, dan
memiliki marjin yang sama di mana tidak praktis untuk menggunakan metode
penetapan biaya lainnya. Biaya persediaan ditentuk
ditentukan dengan mengurangi nilai jual
persediaan dengan persentase marjin bruto yang sesuai.
Persentase
tersebut digunakan dengan memerhatikan persediaan yang telah diturunkan nilainya
di bawah harga jual normal. Persentasi rata-rata sering digunakan untuk setiap departemen
eceran.
Rumus Biaya
21.
biaya persediaan untuk item yang biasanya tidak dapat diganti dengan barang
lain (not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan
dipisahkan untuk proyek tertentu harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi
spesifik terhadap biayanya masing masing.
22.
identifikasi spesifik biaya artinya biaya-biaya spesifik didistribusikan ke
item persediaan tertentu. Cara ini merupakan perlakuan yang sesuai bagi item
yang dipisahkan untuk proyek tertentu, baik yang dibeli maupun yang dihasilkan.
Namun demikian, identifikasi spesifikasi biaya tidak tepat ketika terdapat
julah besar item dalam persediaan yang dapat menggantikan satu sama lain
(ordinary interchangeable). Dalam keadaan demikian, metode pemilihan item yang
masih berada dalam persediaan dapat digunakan untuk menentukan di muka
dampaknya dalam laporan laba rugi.
23.
Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 21, harus dihitung dengan
menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau ratarata
tertimbang. Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua
persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki
sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda diperkenankan.
24.
Misalnya, persediaan yang digunakan dalam suatu operasi segmen mungkin memiliki
kegunaan yang berbeda dari jenis persediaan yang sama yang digunakan dalam
operasi segmen yang lain. Namun demikian, perbedaan lokasi geografis persediaan
(atau dalam perspektif perpajakan), dengan sendirinya, tidak cukup hanya
sekedar menggunakan rumus biaya yang berbeda.
25.
Formula MPKP mengasumsikan item persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau
digunakan terlebih dahulu sehingga item yang tertinggal dalam persediaan akhir
adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. Dalam rumus biaya ratarata
tertimbang, biaya setiap item ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang
dari item yang serupa pada awal periode dan biaya item yang serupa yang dibeli
atau diproduksi selama suatu periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan
secara berkala atau pada setiap penerimaan kiriman, tergantung pada keadaan
entitas.
Nilai Realisasi Neto
26.
Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali jika persediaan rusak,
seluruh atau sebagian persediaan telah usang, atau harga jualnya telah menurun.
Biaya persediaan juga tidak akan diperoleh kembali jika estimasi biaya
penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat penjualan telah meningkat.
Praktek penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto
konsisten dengan pandangan bahwa aset seharusnya tidak dinyatakan melebihi
perkiraan jumlah yang dapat direalisasi dari penjualan atau penggunaannya.
27.
Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi neto secara terpisah
untuk setiap item dalam persediaan. Namun demikian, dalam beberapa kondisi,
penurunan nilai persediaan mungkin lebih sesuai jika dihitung terhadap kelompok
item yang serupa atau berkaitan. Misalnya barang-barang yang termasuk dalam
lini produk dengan tujuan atau penggunaan akhir yang serupa, yang diproduksi
dan dipasarkan di wilayah yang sama, dan tidak dapat dievaluasi terpisah dari
item-item lain dalam lini produk tersebut. Penurunan nilai persediaan tidak
tepat jika dihitung berdasarkan klasifikasi persediaan, misalnya, barang jadi,
atau seluruh persediaan dalam suatu industri atau segmen geografis tertentu.
Pemberi jasa pada umumnya mengakumulasikan biaya-biaya untuk setiap jasa di
mana harga jual terpisah ditentukan. Dengan demikian, masing-masing jasa
tersebut diperlakukan secara terpisah.
28.
Estimasi nilai realisasi neto didasarkan pada bukti paling andal yang tersedia
pada saat estimasi dilakukan terhadap jumlah persediaan yang diharapkan dapat
direalisasi. Estimasi ini memertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang
langsung terkait dengan peristiwa yang terjadi setelah akhir periode sepanjang
peristiwa tersebut menegaskan kondisi yang ada pada akhir periode.
29.
Estimasi nilai realisasi neto juga mempertimbangkan tujuan pengadaan persediaan
yang dimiliki. Misalnya, nilai realisasi neto dari jumlah persediaan yang
dimiliki untuk memenuhi kontrak penjualan atau jasa yang bersifat pasti
didasarkan pada harga kontrak. Jika kontrak penjualan lebih sedikit daripada
jumlah persediaan yang dimiliki, maka nilai realisasi neto untuk kelebihannya
didasarkan pada harga jual umum. Penyisihan dapat timbul dari kontrak penjualan
yang bersifat pasti yang melebihi jumlah persediaan yang dimiliki atau dari
kontrak pembelian yang bersifat pasti. Penyisihan tersebut diperlakukan sesuai
dengan PSAK 57: Kewajiban Diestimasi,
Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi.
30.
Bahan dan perlengkapan lain yang dimiliki untuk digunakan dalam memroduksi
persediaan tidak diturun nilainya di bawah biaya jika produk jadi yang
dihasilkan diharapkan dapat dijual sebesar atau di atas biayanya. Namun
demikian, ketika penurunan harga bahan mengindikasikan biaya produk jadi yang
dihasilkan akan melebihi nilai realisasi neto, maka nilai bahan diturunkan ke
nilai realisasi neto. Dalam kondisi semacam itu, biaya penggantian bahan
merupakan ukuran terbaik yang tersedia untuk nilai realisasi netonya.
31.
Pengujian yang baru dilakukan atas nilai realisasi neto pada setiap periode
berikutnya. Ketika kondisi yang semula mengakibatkan penurunan nilai persediaan
di bawah biaya ternyata tidak ada lagi atau ketika terdapat bukti yang jelas
terhadap peningkatan nilai realisasi neto karena perubahan keadaan ekonomi,
maka jumlah penurunan nilai harus dibalik (dalam hal ini pemulihan adalah
terbatas untuk jumlah penurunan nilai awal) sehingga jumlah tercatat yang baru
dari persediaan adalah yang terendah dari biaya atau nilai realisasi neto yang
telah direvisi. Hal ini terjadi, misalnya, ketika suatu item dalam persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi neto
karena harga jualnya telah turun, masih dimiliki pada periode berikutnya dan
harga jualnya telah meningkat.
Pengakuan sebagai Beban
32.
Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui
sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap
penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan
seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai
persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, harus diakui
sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya
pemulihan tersebut.
33.
Beberapa persediaan dialokasikan ke pos aset lainnya, misalnya, persediaan yang
digunakan sebagai komponen aset tetap yang dibangun sendiri. Persediaan yang
dialokasikan ke aset lain dengan cara ini diakui sebagai beban selama masa
manfaat aset tersebut.
PENGUNGKAPAN
34.
Laporan keuangan harus mengungkapkan:
(a) kebijakan
akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang
digunakan;
(b) total
jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang
sesuai bagi entitas;
(c) jumlah
tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual;
(d) jumlah
persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;
(e) jumlah
setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang
diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada
paragraf 32;
(f) jumlah
dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang
jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana
dijelaskan pada paragraf 32;
(g) kondisi
atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan
sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32; dan
(h) nilai
tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.
35.
Informasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi
persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pemakai laporan
keuangan. Klasifikasi persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagangan,
perlengkapan produksi, bahan, barang dalam penyelesaian, dan barang jadi.
Persediaan dalam pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan dalam penyelesaian.
36.
Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut
sebagai beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya
diperhitungkan dalam pengukuran persediaan yang saat ini telah dijual, overhead
produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak
normal. Kondisi tertentu dari entitas juga memungkinkan untuk memasukkan biaya
lainnya, seperti biaya distribusi.
37.
Beberapa entitas mengadopsi suatu format laporan laba rugi yang mengakibatkan
jumlah yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai
beban selamaperiode yang bersangkutan. Dalam format ini, entitas menyajikan
analisa beban menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat dari beban. Dalam kasus
ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban untuk bahan baku dan
bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama dengan
jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut.
TANGGAL EFEKTIF
38.
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2009. Penerapan lebih dini dianjurkan.
PENARIKAN
39.
Pernyataan ini menggantikan PSAK 14 (1994): Persediaan
PSAK
17 – AKUNTANSI PENYUSUTAN
PENDAHULUAN
TUJUAN
Alokasi biaya yang tepat harus dilakukan diantara
berbagai pos aktiva dan beban (misalnya dalam penetapan unsure harga perolehan
property, pabrik dan peralatan atau biaya pemeliharaan) karena akan mempengaruhi
perhitungan laba untuk serangkaian periode akuntansi. Demikian pula, biaya umum
(common cost) yang berkenaan dengan lebih dari satu aktivitas harus di
distribusikan dengan tepat menururt dasar pembebanan yang layak, seperti faktor
waktu atau faktor penggunaan.
Tujuan dari pernyataan ini adalah mengatur tentang
pembebanan penyusutan aktiva yang dapat disusutkan. Masalah utama dalam
akuntansi penyusutan suatu aktiva adalah penentuan jumlah yang dapat
disusutkan, metode penyusutan dan penentuan masa manfaat ke ekonomian.
RUANG
LINGKUP
01. Pernyataan
ini menyangkut akuntansi penyusutan dan diterapkan untuk seluruh aktiva yang
dapat disusutkan kecuali :
(a) Hutan
dan sumber daya alam serupa yang dapat diperbaharui
(b) Pengeluaran
eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas alam dan sumber daya alam serupa
yang tidak dapat diperbaharui
(c) Pengeluaran
riset dan pengembangan
(d) Goodwill
DEFINISI
02.
Berikut adalah pengertian istilah yang
digunakan dalam pernyataan ini :
Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang
dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk
periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :
(a) Diharapkan
untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi
(b) Memiliki
suatu masa manfaat yang terbatas
(c) Ditahan
oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan
jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
Masa manfaat adalah :
(a) Periode
suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan
(b) Jumlah
produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahan.
Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount)
adalah biaya perolehan suatu aktiva, atau jumlah lain yang disubstitusikan
untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya.
Penghapusan aktiva adalah penghapusan nilai buku
suatu aktiva yang dilakukan apabila nilai buku yang tercantum tidak lagi
menggambarkan manfaat dari aktiva yang bersangkutan. Penghapusan aktiva berbeda
dengan penyusutan.
PENJELASAN
03. Aktiva
yang dapat disusutkan seringkali merupakan bagian signifikan aktiva perusahaan.
Penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam menentukan dan
menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
04. Pandangan
pertama menyatakan bahwa jika nilai dari suatu aktiva telah meningkat melampaui
jumlah tercatat (carrying amount) dalam laporan keuangan, adalah tidak perlu
untuk membebankan penyusutan. Pandangan kedua menyatakan bahwa penyusutan harus
dibebankan pada setiap periode akuntansi berdasarkan jumlah yang disusutkan
tanpa memandang kenaikan nilai jual kembali aktiva.
MASA
MANFAAT
05. Estimasi
dari masa manfaat suatu aktiva yang dapat disusutkan atau suatu kelompok aktiva
serupa yang dapat disusutkan adalah suatu masalah pertimbangan yang biasanya
berdasarkan pengalaman dengan jenis aktiva yang serupa. Untuk suatu aktiva yang
menggunakan teknologibaru atau yang digunakan dalam produksi suatu produk baru
atau yang digunakan dalam pemberian suatu jasa baru dan hanya sedikit
pengalaman mengenai jasa tersebut, estimasi masa manfaat lebih sulit namun
tetap dibutuhkan.
06. Masa
manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan untuk suatu perusahaan mungkin
lebih pendek daripada usia fisiknya. Sebagai tambahan terhadap aus dan
kerusakan fisik (physical wear and tear) yang tergantung pada faktor
operasional (seperti frekuensi penggunaan aktiva, program perbaikan dan
pemeliharaan), faktor-faktor lain juga perlu dipertimbangkan. Faktorfaktor
tersebut termasuk keusangan yang timbul dari perubahan teknologi atau perbaikan
dalam produksi, keusangan yang timbul dari perubahan dalam permintaan pasar
terhadap output produk atau jasa dari aktiva, dan pembatasan hukum seperti
tanggal batas penggunaan.
NILAI
SISA
07. Nilai
sisa suatu aktiva seringkali tidak signifikan dan dapat diabaikan dalam
penghitungan jumlah yang dapat disusutkan. Jika nilai sisa signifikan, nilai
tersebut diestimasi pada tanggal perolehan atau pada tanggal dilakukannnya evaluasi
aktiva (hanya mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah), berdasarkan
nilai yang dapat direalisasikan pada tanggal tersebut untuk aktiva yang sama
yang telah mencapai akhir masa manfaatnya dan beroperasi dalam kondisi yang
hampir sama dengan aktiva yang akan digunakan. Nilai sisa kotor selalu
dikurangi dengan harapan biaya penglepasan pada akhir masa manfaat suatu
aktiva.
METODE
PENYUSUTAN
08. Jumlah
yang dapat disusutkan dialokasi ke setian periode akuntansi selama masa manfaat
aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode manapun yang dipilih,
konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu, tanpa memandang tingkat
profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan
daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.
09. Penyusutan
dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut
kriteria berikut:
(a) Berdasarkan
waktu :
(i)
Metode garis lurus (straight-line
method)
(ii)
Metode pembebanan yang menurun
·
Metode jumlah angka tahun (sum of the
years digit method)
·
Metode saldo menurun/saldo menurun ganda
(declining/double declining balance method)
(b) Berdasarkan
penggunaan :
(i)
Metode jam jasa (service hours method)
(ii)
Metode jumlah unit produksi (productive
output method)
(c) Berdasarkan
kriteria lainnya :
(i)
Metode berdasarkan jenis dan kelompok
(group and composite method)
(ii)
Metode anuitas (annuity method)
(iii)
Sistem persediaan (inventory systems)
TANAH
DAN BANGUNAN
10. Tanah
biasanya memiliki masa manfaat yang tidak terbatas dan biasanya tidak dianggap
sebagai suatu aktiva yang dapat disusutkan. Namun, tanah yang memiliki masa
manfaat terbatas bagi perusahaan diperlakukan sebagai aktiva yang dapat
disusutkan.
11. Bangunan
merupakan aktiva yang dapat disusutkan sesuai definisi dalam paragraf 2.
PENGUNGKAPAN
12. Pemilihan
suatu metode alokasi dan estimasi masa manfaat suatu aktiva yang dapat
disusutkan adalah merupakan masalah pertimbangan. Pengungkapan metode yang
digunakan dan estimasi masa manfaat atau tingkat penyusutan yang digunakan
menyediakan bagi para pemakai laporan keuangan informasi yang membuat mereka
dapat menelaah kebijakan yang dipilih manajemen dan dapat membuat perbandingan
dengan perusahaan lain. Untuk alasan serupa, adalah perlu untuk mengungkapkan
jumlah yang dapat disusutkan yang dialokasikan daiam suatu periode dan
akumulasi penyusutan pada akhir periode tersebut.
PERNYATAAN
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.17 terdiri
dari paragraf 13-18. Standar ini harus dibaca dalam konteks paragraf 1-12.
13. Jumlah
yang dapat disusutkan dari suatu aktiva dialokasi berdasar suatu dasar
sistematis dan beralasan selama masa manfaat tersebut.
14. Metode
penyusutan yang dipilih harus digunakan secara konsisten dari periode ke
periode kecuali perubahan keadaan yang memberi alasan atau dasar suatu
perubahan metode. Dalam suatu periode akuntansi di mana metode penyusutan
berubah, pengaruh perubahan harus dikuantifikasikan dan harus diungkapkan.
Alasan perubahan harus diungkapkan.
15. Masa
manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan harus diestimasi setelah
mempertimbangkan faktor berikut:
(a) taksiran
aus dan kerusakan fisik (physical wear and tear)
(b) keusangan
(c) pembatasan
hukum atau lainnya atas penggunaan aktiva.
16. Masa
manfaat dari aktiva yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan persentase
penyusutan disesuaikan untuk periode sekarang dan yang akan datang jika
terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya. Pengaruh perubahan harus
diungkapkan dalam periode akuntansi di mana perubahan terjadi .
17. Pengungkapan
tentang penyusutan merujuk kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16
tentang Aktiva Tetap.
TANGGAL
EFEKTIF
18. Standar
Akuntansi Keuangan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode
yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995.